Cara Membuat Proposal PTK
Menemukan masalah pembelajaran merupakan langkah awal dalam PTK. Masalah pembelajaran sangat beragam, seperti masalah yang berkaitan strategi pembelajaran, hasil belajar siswa, sarana dan fasilitas pembelajaran, atau kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Untuk menemukan masalah, perlu dilakukan identifikasi masalah.
-
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: melakukan refleksi untuk mendiagnosis pembelajaran yang kita kelola, melihat hasil belajar siswa, atau melakukan diskusi dengan teman sejawat, bahkan dengan kepala sekolah atau dosen LPTK.
-
Masalah yang sudah diidentifikasi perlu dianalisis agar akar penyebab masalah dapat kita temukan. Analisis masalah dapat dilakukan paling tidak dengan tiga cara: yaitu: (1) merenungkan kembali masalah tersebut dengan melakukan introspeksi/refleksi melalui pertanyaan yang ajukan pada diri sendiri, mengapa masalah tersebut sampai terjadi: (2) bertanya kepada siswa baik melalui angket maupun wawancara langsung tentang persepsinya terhadap pembelajaran; serta (3) menelaah berbagai dokumen seperti pekerjaan rumah siswa, soal-soal ulangan, serta hasil ulangan/latihan siswa. Analisis berakhir jika akar penyebab masalah sudah ditemukan.
-
Berdasarkan akar penyebab masalah, kita dapat merumuskan masalah pembelajaran dalam bentuk masalah/pertanyaan penelitian, yang akan dicari jawabannya dalam PTK. Sehubungan dengan itu, rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya, mengandung aspek yang akan diperbaik’ dan upaya memperbaikinya.
-
Setelah masalah dirumuskan, hal berikut yang perlu dilakukan adalah mengembangkan tindakan perbaikan, yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pembelajaran. Untuk mengembangkan tindakan perbaikan perlu dilakukan hal-hal berikut. Pertama, kaji teori-teori yang relevan. Kemudian, tetapkan teori mana yang kira-kira sesuai diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut. Kedua, berdiskusi dengan pakar pembelajaran/pakar bidang studi untuk menemukan cara perbaikan atau memvalidasi teori yang sudah ditetapkan. Ketiga, kita dapat mengingat pengalaman kita sendiri dalam mengatasi masalah yang serupa.
Bagaimana pendapat Anda tentang rangkuman tersebut? Apakah sudah memuat butir-butir yang Anda anggap penting? Bagaimana pula dengan rangkuman yang Anda buat sendiri? Jangan kecewa jika rangkuman itu tidak sama. Sekarang bersiaplah mengerjakan Tes Formatif 2, untuk menguji tingkat penguasaan Anda.
-
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RP) dibuat dengan menggunakan format yang hampir sama dengan format Rencana Pembelajaran (RP). Bedanya, dalam RPP terdapat tujuan perbaikan, deskripsi kegiatan lebih rinci, pertanyaan, soal, dan kunci jawaban dicantumkan secara lengkap, sedangkan dalam RP unsur-unsur tersebut tidak selalu ditulis. Format dapat disesuaikan dengan format yang berlaku di sekolah masing-masing.
-
Untuk membuat RPP yang akurat dan dapat diandalkan dalam pelaksanaan, perlu dilakukan langkah-langkah: (1) membuat skenario pembelajaran, (2) menyiapkan sarana dan fasilitas pembelajaran, (3) menyusun RPP secara lengkap, (4) mensimulasikan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP untuk melihat kelayakannya, serta (5) menyempurnakan RPP berdasarkan hasil simulasi.
-
Prosedur dan alat pengumpul data dtentukan berdasarkan masalah dan tujuan perbaikan. Jika guru meminta teman sejawat untuk mengobservasi pelaksanaan perbaikan, lembar observasi harus disepakati terlebih dahulu. Karena data yang dikumpulkan lebih cenderung kepada data kualitatif, maka prosedur dan alat pengumpul data dapat berupa observasi dengan menggunakan lembar observasi, wawancara berdasarkan panduan wawancara, catatan guru, dan refleksi.
-
Proposal PTK diperlukan jika guru ingin ikut perlombaan PTK atau mendapat dana untuk melaksanakan PTK yang diusulkan. Format proposal biasanya ditentukan oleh sponsor/ penyelenggara. Dari segi administratif proposal dapat bervariasi, namun dari segi substansi ke-PTK-an, pada umumnya sama. Komponen kunci sebuah proposal PTK adalah sebagai berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar